Apartemen Menteng Square Tower A No. AR-19 Jl. Matraman No. 30 E Jakarta Pusat DKI Jakarta

saran@perdossijaya.or.id

021-3917349

Loading...
Loading...
Loading...

Artikel

Home Artikel
Artikel

Nyeri Kepala

Nyeri kepala merupakan keluhan yang sering membuat pasien berobat ke dokter. Walaupun selintas terkesan sederhana, keluhan terkait nyeri kepala memiliki banyak aspek yang harus dikaji untuk menegakkan diagnosis yang terfokus, mulai dari intensitas atau ringan-beratnya nyeri, jenis rasa nyeri yang dikeluhkan, hingga riwayat pengobatan hingga gejala lain yang menyertai.

Nyeri kepala secara umum diklasifikasikan menjadi nyeri kepala primer dan sekunder. Secara sederhana, nyeri kepala primer tidak memiliki penyebab spesifik, sedangkan nyeri kepala sekunder terjadi akibat penyebab spesifik yang mendasari. Nyeri kepala sekunder memiliki beberapa tanda bahaya yang perlu dikenali oleh pasien.Tanda bahaya tersebut ada yang dapat dirasakan secara subjektif oleh pasien dan ada yang dapat diidentifikasi saat pemeriksaan oleh dokter. Pasien dengan nyeri kepala yang disertai tanda bahaya perlu dan dieksplorasi agar diagnosis nyeri kepala yang terfokus dapat ditegakkan dan ditatalaksana. Tanda bahaya nyeri kepala dapat diingat dengan akronim SNNOOP. Pada kesempatan ini, kita akan membahas apa saja tanda bahaya nyeri kepala dan cara mengenali tanda bahaya tersebut.

Tanda yang pertama adalah systemic symptoms atau gejala sistemik. Nyeri kepala yang muncul disertai gejala sistemik, contohnya demam dan penurunan berat badan, perlu dicurigai muncul sebagai bagian dari entitas penyakit lain, tidak berdiri sendiri. Sebagai contoh, nyeri kepala yang muncul disertai demam dapat merupakan bagian dari suatu proses infeksi.

Neoplasm in history, atau riwayat kanker/keganasan adalah tanda bahaya yang penting untuk diperhatikan pada nyeri kepala. Pasien kanker yang mengalami nyeri kepala, apalagi jika nyeri kepala tersebut terus menetap dan memberat, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter untuk memastikan apakah nyeri kepala tersebut berbahaya atau tidak. Nyeri kepala sekunder pada pasien keganasan dapat muncul akibat bermacam-macam penyebab, antara lain efek samping terapi dan perjalanan penyakit. Perlu diperhatikan bahwa nyeri kepala yang muncul bahkan pada pasien yang telah selesai menjalani pengobatan untuk kanker tetap harus diwaspadai.

Neurological deficit atau defisit neurologis merupakan tanda bahaya lain yang dapat bermanifestasi sebagai beragam tanda dan gejala. Tanda dan gejala tersebut dapat bersifat fokal seperti gangguan penglihatan, mulut mencong, bicara pelo, tersedak, kelemahan anggota gerak, rasa kebas atau kesemutan, gangguan kognitif, maupun menyeluruh seperti penurunan kesadaran dan kejang. Terkadang, tanda dan gejala tersebut tidak selalu mudah dikenali. Kelemahan anggota gerak, misalnya, dapat bermanifestasi sebagai cara berjalan yang sedikit menyeret. Gangguan kognitif juga dapat muncul dengan keluhan yang mungkin dianggap ringan, seperti lupa dengan hal yang baru dikerjakan.

sudden Onset atau awitan yang mendadak merupakan tanda bahaya yang dapat dikenali dengan cepat. Pasien dengan nyeri kepala yang muncul tiba-tiba, apalagi dengan intensitas yang berat (dapat terjadi ‘thunderclap headache’ atau dideskripsikan sebagai nyeri kepala terberat dalam hidup) perlu segera dibawa ke rumah sakit.

Older age atau usia tua (50 tahun ke atas) juga merupakan tanda bahaya nyeri kepala. Pasien usia tua yang mengeluh nyeri kepala dengan karakteristik yang berbeda, tanpa riwayat nyeri kepala yang berarti sebelumnya, perlu mendapat perhatian khusus dan penegakan diagnosis yang terfokus. Pasien usia tua cenderung memiliki komorbiditas yang lebih banyak dari pasien usia muda, sehingga kemungkinan bahwa nyeri kepala tersebut merupakan bagian dari suatu kondisi klinis lain lebih besar.

Previous history, atau riwayat penyakit sebelumnya, juga merupakan tanda bahaya yang penting. Nyeri kepala pada pasien dengan kondisi tertentu seperti kehamilan, riwayat cedera kepala, atau atau penyakit yang memengaruhi sistem imun perlu diwaspadai. Selain itu, nyeri kepala dengan Pattern atau pola yang menetap dan bertambah berat seiring waktu (kronik dan progresif), juga perlu mendapat perhatian khusus. Salah satu kondisi lain yang mungkin sering terjadi sebagai tanda bahaya adalah Painkiller overuse and new drug at onset of headache. Penggunaan obat antinyeri yang berlebihan pada nyeri kepala yang persisten dapat menyebabkan medication overuse headache. Selain itu, beberapa obat dapat memiliki efek samping berupa nyeri kepala. Sebagai kesimpulan, tanda bahaya nyeri kepala dapat memiliki manifestasi yang bervariasi di setiap individu. Jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika rekan atau keluarga pembaca mengalami nyeri kepala serta memiliki tanda dan gejala seperti di atas.

Referensi: International Classification of Headache Disorders, 3rd edition. Dinduh dari: https://ichd-3.org/


Publish : 09-Sep-2023

Views : 542

Share :


Kontak Kami

Apartemen Menteng Square Tower A No. AR-19 Jl. Matraman No. 30 E Jakarta Pusat DKI Jakarta

saran@perdossijaya.or.id

021-3917349

0813-1000-4264

Ikuti Kami

© PERDOSNI JAKARTA. All Rights Reserved.