Nyeri kepala merupakan keluhan yang sering membuat
pasien berobat ke dokter. Walaupun selintas terkesan sederhana, keluhan
terkait nyeri kepala memiliki banyak aspek yang harus dikaji untuk
menegakkan diagnosis yang terfokus, mulai dari intensitas atau
ringan-beratnya nyeri, jenis rasa nyeri yang dikeluhkan, hingga riwayat
pengobatan hingga gejala lain yang menyertai.
Nyeri kepala secara umum diklasifikasikan menjadi nyeri kepala primer
dan sekunder. Secara sederhana, nyeri kepala primer tidak memiliki
penyebab spesifik, sedangkan nyeri kepala sekunder terjadi akibat
penyebab spesifik yang mendasari. Nyeri kepala sekunder memiliki
beberapa tanda bahaya yang perlu dikenali oleh pasien.Tanda bahaya
tersebut ada yang dapat dirasakan secara subjektif oleh pasien dan ada
yang dapat diidentifikasi saat pemeriksaan oleh dokter. Pasien dengan
nyeri kepala yang disertai tanda bahaya perlu dan dieksplorasi agar
diagnosis nyeri kepala yang terfokus dapat ditegakkan dan ditatalaksana.
Tanda bahaya nyeri kepala dapat diingat dengan akronim SNNOOP. Pada
kesempatan ini, kita akan membahas apa saja tanda bahaya nyeri kepala
dan cara mengenali tanda bahaya tersebut.
Tanda yang pertama adalah systemic symptoms atau gejala sistemik.
Nyeri kepala yang muncul disertai gejala sistemik, contohnya demam dan
penurunan berat badan, perlu dicurigai muncul sebagai bagian dari
entitas penyakit lain, tidak berdiri sendiri. Sebagai contoh, nyeri
kepala yang muncul disertai demam dapat merupakan bagian dari suatu
proses infeksi.
Neoplasm in history, atau riwayat kanker/keganasan adalah tanda
bahaya yang penting untuk diperhatikan pada nyeri kepala. Pasien kanker
yang mengalami nyeri kepala, apalagi jika nyeri kepala tersebut terus
menetap dan memberat, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter untuk
memastikan apakah nyeri kepala tersebut berbahaya atau tidak. Nyeri
kepala sekunder pada pasien keganasan dapat muncul akibat bermacam-macam
penyebab, antara lain efek samping terapi dan perjalanan penyakit.
Perlu diperhatikan bahwa nyeri kepala yang muncul bahkan pada pasien
yang telah selesai menjalani pengobatan untuk kanker tetap harus
diwaspadai.
Neurological deficit atau defisit neurologis merupakan tanda bahaya
lain yang dapat bermanifestasi sebagai beragam tanda dan gejala. Tanda
dan gejala tersebut dapat bersifat fokal seperti gangguan penglihatan,
mulut mencong, bicara pelo, tersedak, kelemahan anggota gerak, rasa
kebas atau kesemutan, gangguan kognitif, maupun menyeluruh seperti
penurunan kesadaran dan kejang. Terkadang, tanda dan gejala tersebut
tidak selalu mudah dikenali. Kelemahan anggota gerak, misalnya, dapat
bermanifestasi sebagai cara berjalan yang sedikit menyeret. Gangguan
kognitif juga dapat muncul dengan keluhan yang mungkin dianggap ringan,
seperti lupa dengan hal yang baru dikerjakan.
sudden Onset atau awitan yang mendadak merupakan tanda bahaya yang
dapat dikenali dengan cepat. Pasien dengan nyeri kepala yang muncul
tiba-tiba, apalagi dengan intensitas yang berat (dapat terjadi
‘thunderclap headache’ atau dideskripsikan sebagai nyeri kepala terberat
dalam hidup) perlu segera dibawa ke rumah sakit.
Older age atau usia tua (50 tahun ke atas) juga merupakan tanda
bahaya nyeri kepala. Pasien usia tua yang mengeluh nyeri kepala dengan
karakteristik yang berbeda, tanpa riwayat nyeri kepala yang berarti
sebelumnya, perlu mendapat perhatian khusus dan penegakan diagnosis yang
terfokus. Pasien usia tua cenderung memiliki komorbiditas yang lebih
banyak dari pasien usia muda, sehingga kemungkinan bahwa nyeri kepala
tersebut merupakan bagian dari suatu kondisi klinis lain lebih besar.
Previous history, atau riwayat penyakit sebelumnya, juga merupakan
tanda bahaya yang penting. Nyeri kepala pada pasien dengan kondisi
tertentu seperti kehamilan, riwayat cedera kepala, atau atau penyakit
yang memengaruhi sistem imun perlu diwaspadai. Selain itu, nyeri kepala
dengan Pattern atau pola yang menetap dan bertambah berat seiring waktu
(kronik dan progresif), juga perlu mendapat perhatian khusus. Salah satu
kondisi lain yang mungkin sering terjadi sebagai tanda bahaya adalah
Painkiller overuse and new drug at onset of headache. Penggunaan obat
antinyeri yang berlebihan pada nyeri kepala yang persisten dapat
menyebabkan medication overuse headache. Selain itu, beberapa obat dapat
memiliki efek samping berupa nyeri kepala. Sebagai kesimpulan, tanda
bahaya nyeri kepala dapat memiliki manifestasi yang bervariasi di setiap
individu. Jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika
rekan atau keluarga pembaca mengalami nyeri kepala serta memiliki tanda
dan gejala seperti di atas.
Referensi: International Classification of Headache Disorders, 3rd edition. Dinduh dari: https://ichd-3.org/